BAB III
MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
1. Pengertian Nifaq
Nifaq berasal dari kata nafiqa yang berarti lubang tempat keluarnya hewan sejenis tikus dari sarangnya. Ada yang berpendapat ia berasal dari kata nafaq yaitu lobang tempat bersembunyi. Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Menurut Ibnu Rajab nifak secara bahasa bersinonim dengan kata mencela, berbuat makar dan menampakkan kebaikan serta menyembunyikan kejahatan. Orang yang melakukan perbuatan nifak disebut dengan munafik. Menurut Ibnu Katsir munafik adalah orang yang keluar dari jalan kebenaran masuk ke jalan kesesatan. Karena itu Allah memperingatkan dengan firman-Nya:َ
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al Taubah(9): 67)
Perbuatan munafik sangat dibenci oleh Allah Swt dan rasulNya. Oleh karena itu orang munafik dijanjikan oleh Allah Swt mendapat balasan yang berat karena mereka melakukan perbuatan tidak islami, menebarkan kebencian dan kebatilan serta mengabaikan kebenaran. Orang munafik hanya berpikir demi kepentingan dan keinginan mereka tanpa memperhatikan kebenaran dan prinsip-prinsip yang luhur. Mereka telah menjual kejujuran dengan kesesatan dan makar.
2. Bahaya Orang Munafik
Menurut al-Qur’an Allah Swt telah mengingatkan kita mengenai perihal orang munafik dan memerintahkan agar kita menjauhi dan waspada terhadap perbuatan mereka. Allah Swt berfirman:
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” (QS. Al Qalam(68):1011)
Pengkhiatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik sangat membahayakan. Allah Swt mengingatkan hal tersebut dan berfirman:
“Jika mereka berangkat bersamasama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celahcelah barisanmu, untuk Mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orangorang yang Amat suka mendengarkan Perkataan mereka. dan Allah mengetahui orangorang yang zalim”(QS. al Taubah(9):47)
Dalam hal ini seorang muslim harus melakukan antisipasi agar sifat nifak ini tidak muncul, mengungkap, tanggap mencari informasi dan memastikannnya agar tidak terperosok ke dalam permainan mereka. Allah Swt berfirman:
“Hai orangorang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.(QS. Al Hujurat(49):6)
1. Pengertian Keras Hati/ Ghadab (marah)
Ghadab secara etimologi berarti marah. Marah dalam pengertian ghadab bersifat negatif. Dalam kamus bahasa Indonesia marah berarti merasa atau perasaan tidak senang dan panas karena dihina atau diperlakukan kurang baik dan lain sebagainya. Marah secara umum mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri di dalam kehidupan dan marah merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia. Dalam hal ini terdapat hadis dari Abu Hurairah:
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa seorang lakilaki berkata: “Berilah aku pesan”. Rasulullah Saw bersabad: “Jangan marah”. Lakilaki itu mengulang permintaannya agar Rasulullah Saw memberinya pesan, namun Rasulullah Saw tetap bersabda: “Jangan marah”. (HR. Bukhari)
Marah adalah lawan kata dari ridha. Marah dari manusia berarti ada sesuatu yang telah merasuki hati mereka. Marah ada yang terpuji dan ada yang tercela. Marah yang tercela adalah marah padahal dirinya bersalah dan marah yang terpuji adalah marah karena kebenaran.
Adapun kemarahan dari Allah berupa pengingkaran Allah Swt kepada orang yang bermaksiat kepadanya lalu Ia menyiksanya. Al-Quran memerintahkan setiap muslim untuk menahan marah dan akan memperoleh ampunan dari Allah Swt. Allah Swt berfirman: “Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orangorang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orangorang yang berbuat baik” (Q.S Ali Imran(3):133134)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar